Hariancewek.com – Penebalan dinding Rahim atau Endometrium ini adalah salah satu ciri seseorang yang mengalami gangguan Hiperplasia Endometrium.
Lalu Hiperplasia Endometrium itu apa ya? Umumnya kondisi ini terjadi karena kelebihan pertumbuhan sel.
Meski bukan kanker, tetapi kondisi ini bisa menjadi pemicu terjadinya kanker pada rahim.
Akan berubahnnya Endometrium sepanjang siklus menstruasi sebagai respons terhadap hormon.
Selama periode pertama dari siklus menstruasi, Ovarium akan membuat hormone estrogen yang nantinya bisa menghasilkan estrogen.
Nantinya estrogen ini menyebabkan tumbuh dan menebalnya selaput sebagai persiapan rahim menjelang kehamilan.
Ditengah siklus, akan dilepaskannya sel telur dari salah satu ovarium yaiti ovulasi.
Setelah ovulasi akan mulai meningkatnya kadar hormon lainnya yang disebut dengan progesterone.
Tetapi jika ovulasi tidak terjadi, maka tidak akan bisa dibuatnya progesterone dan tidak akan terlepas lapisannya.
Endometrium bisa terus tumbuh sebagai respon terhadap hormone estrogen. Kemungkinannya sel sel yang membentuk lapisan tersebut akan berkumpul bersama dan menjadi tidak normal.
Kondisi tersebutlah yang dinamakan Hiperplasia Endometrium, dimana kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya kanker pada beberapa wanita.
Adanya beberapa risiko yang akan mengembangkan Hiperplasia Endometrium.
Jika memiliki satu atau lebih dari hal ini, maka kamu bisa memiliki faktor risiko untuk mengembangkan Hiperplasia Endometrium.
Berikut dibawah ini beberapa faktor risiko umumnya seperti:
- Wanita berusia diatas 35 tahun.
- Wanita berkulit putih.
- Wanita dengan pubertas dini atau terlambat menopause.
- Wanita yang mengalami obesitas atau kegemukan.
- Wanita perokok.
- Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker rahim, kanker usus besar, atau kanker ovarium.
- Wanita yang memiliki riwayat diabetes, sindrom ovarium polikistik (PCOS), penyakit kandung empedu, atau penyakit tiroid.
Tanda-tanda Penebalan Dinding Rahim
Tanda yang paling umum dari terjadinya penebalan dinding rahim ini adalah adanya pendarahan uterus abnormal.
Jika kamu mengalami salah satu tanda dibawah ini, maka harus siap siap mengunjungi penyedia layanan kesehatan, dimana tanda tandanya itu seperti:
- Terjadinya pendarahan selama periode menstruasi yang lebih berat dan lebih lama dari biasanya.
- Terjadinya siklus menstruasi yang lebih pendek yaitu kurang dari 21 hari atau dihitung dari hari pertama periode menstruasi hingga hari pertama periode menstruasi selanjutnya.
- Terjadinya perdarahan setelah menopause.
Baca juga: Rekomendasi Susu Formula Untuk Bayi
Ada banyak hal yang menjadi penyebab abnormalnya perdarahan uterus. Jika kamu mengalami pendarahan tidak normal dan kamu berusia 35 tahun atau lebih, atau jika kamu lebih muda dari 35 tahun dan mengalami perdarahan abnormal.
Saat kamu belum mencoba obat obatan, maka penyedia layanan kesehatan akan melakukan tes diagnostic untuk Hiperplasia Endometrium dan Kanker Endometrium.
Untuk mengukur ketebalan endometrium ini bisa dilakukan dengan ultrasonografi transvaginal.
Akan ditempatkannya sebuah alat kecil pada bagian vagina yang nantinya bisa menunjukkan gambar organ panggul.
Jika endometrium tebal, maka itu berarti jika adanya Hiperplasia Endometrium.
Pada banyak kasus, ternyata Hiperplasia Endometrium bisa diobati dengan progestin.
Progestin ini bisa diberikan secara oral dalam bentuk satu suntikan, didalam alat kontrasepsi, atau sebagai krim vagina.
Berapa banyak dan berapa lama kamu menggunakannya akan tergantung kepada usia dan jenis Hiperplasia Endometrium yang dialami.
Pengobatan dengan progestin ini bisa menyebabkan terjadinya perdarahan pada vagina seperti periode menstruasi.
Jika kamu memiliki Hiperplasia Atipikal, terlebih Hiperplasia Atipikal kompleks, maka bisa meningkatnya risiko kanker.
Biasanya histerektomi ini adalah pilihan perawatan yang terbaik jika kamu tidak ingin memiliki anak lagi.
Baca juga: Cara Menghilangkan Flek Hitam Secara Alami dengan Bahan Alami